Dalang Wayang Kulit Yang Terkenal Di Jawa Tengah

Ki Dalang Genit Santoso

Ki Dalang Genit Santoso adalah dalang wayang kulit dan campursari yang berasal dari Trenggalek, Jawa Timur. Ia telah meraih beberapa penghargaan, termasuk 10 Penyaji Terbaik Festival Wayang Kulit Dalang Muda sebanyak tiga kali, Penata Musik Festival Campursari Desa Dongko, Trenggalek.

Ia memiliki karya CD karawitan. Ki Genit dianggap sebagai Dongke legendaris dalam Tradisi Ngitung Batih, karena telah menjadi Dongke sejak 2011. Untuk pertama kalinya, tradisi Ngitung Batih dipusatkan di Kecamatan Dongko dan masih berlangsung hingga saat ini.

Ki Genit merupakan salah satu dalang terkenal dari Jawa Timur yang telah memberikan kontribusi besar dalam melestarikan seni wayang kulit dan campursari di Indonesia.

Dalang Wayang Kulit Terkemuka di Jawa Timur

Jawa Timur menjadi salah satu daerah yang kaya budaya dan seni tradisional, termasuk wayang kulit. Terdapat beberapa dalang wayang kulit terkemuka di Jawa Timur.

Mereka telah memperkenalkan seni wayang kulit ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan mancanegara. Berikut lima dalang wayang kulit terkemuka di Jawa Timur.

Ki Dalang Suwoto Ghozali

Ki Dalang Suwoto Ghozali merupakan dalang kondang asal Porong, Sidoarjo. Ia dikenal sebagai dalang yang piawai memainkan tokoh wayang, serta pandai membuat alur cerita yang menarik dan menghibur penonton.

Sejumlah dalang telah berguru (nyantrik) kepadanya. Salah satunya Ki Dalang Sugilar asal Mojokerto. Diketahui, Ki Dalang Suwoto Ghozali telah berpulang dan dimakamkan di Tawangrejo.

Wayang kulit adalah salah satu seni tradisional Indonesia yang sangat populer dan terkenal di seluruh dunia. Seni wayang kulit berasal dari budaya Jawa dan Bali. Di Jawa Timur sendiri terdapat lima dalang wayang kulit terkemuka.

Wayang kulit terbuat dari lembaran kulit binatang, biasanya kulit kerbau, yang telah dikeringkan. Dalam pertunjukan wayang kulit, kisah yang biasanya diceritakan adalah Ramayana dan Mahabharata dalam versi Jawa. Narasi wayang kulit seringkali berkaitan dengan tema utama berupa kebaikan melawan kejahatan.

Wayang kulit juga memiliki gaya tutur dan keunikan yang menjadi maha karya asli dari Indonesia. UNESCO pun telah memasukkan wayang kulit ke dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia pada 2003.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalang atau pemain wayang kulit memainkan peran penting sebagai pengendali wayang dan pengisi suara. Dalang juga bertanggung jawab atas cerita dan musik yang dimainkan selama pertunjukan. Wayang kulit biasanya diiringi musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga, serta tembang yang dinyanyikan para pesinden.

Tempat Wisata di Banyuwangi yang Super Instagramable!

Ki Manteb Soedharsono

Dalang wayang paling populer di Indonesia berikutnya yakni ada Ki Manteb Soedharsono. Pria kelahiran 31 Agustus 1948 di Sukoharjo, Jawa Tengah ini menjadi pelopor kombinasi seni pedalangan dengan peralatan musik modern. Ia sangat terkenal di dunia wayang Indonesia, tak sedikit yang menjadikan dirinya bintang iklan pada sebuah produk.

Diurutan terakhir ada dalang wayang yang bernama Ki Slamet Gundono. Ia adalah salah satu dalang wayang suket yang paling terkenal di Indonesia. Gayanya yang nyentrik dan jenaka menjadi ciri khas Ki Slamet Gundono, dalang kreatif yang mulai kiprahnya sejak 1995 silam.

Demikian informasi mengenai beberapa dalang wayang paling terkenal di Indonesia. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan serta bermanfaat untuk Anda.

Ki Dalang Warseno Slank tutup usia pada Kamis (12/12/2024), dunia perwayangan Indonesia sontak dirundung duka.

Sebelum meninggal dunia, Ki Dalang Warseno dikabarkan sempat dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo karena serangan jantung.

Ia dirawat selama 3 hari, hingga akhirnya mengembuskan nafas terakhir sekitar 04.30 WIB.

Ki Dalang Warseno merupakan sosok yang unik dalam dunia pewayangan Indonesia. Ia memiliki ciri khas tersendiri ketika tampil di depan publik.

Seperti apakah sosoknya? Berikut ulsan 3 fakte mengenai Ki Dalang Warseno Slank.

Lahir dari keluarga dalang

Ki Warseno merupakan dalang asal Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia ternyata datang dari keluarga yang akrab dengan dunia pewayangan.

Bakatnya dalam membawakan cerita wayang mulai tumbuh pada usia 16 tahun dan diwarisi dari sang ayah, Ki Hardjadarsana.

Ayahnya Ki Warseno merupakan salah satu dalang terkenal di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Kakak Ki Warseno yang bernama Ki Anon Suroto juga berprofesi sebagai dalang.

Inovatif dalam dunia pewayangan

Ki Warseno merupakan pria kelahiran 18 Juni 1965. Meski tergolong dalang senior, ia tetap berinovasi dalam pementasannya.

Salah satunya adalah dengan menggabungkan bunyi dan vokal pewayangan dengan musik rock dan pop.

Tak hanya itu, Ki Warseno juga menggunakan gaya bahasa yang lekat dengan anak muda, yang cenderung santai dan bahkan slengean.

Meski jatuh cinta pada pewayangan sejak usia muda, Ki Warseno tidak mengabaikan pendidikannya, bahkan hingga menyandang gelar doktor.

Ki Warseno merupakan lulusan Universitas Tunas Pembangunan. Gelar Magisternya ia raih di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, jurusan Administrasi Publik.

Sementara gelar doktoralnya ia raih di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

JAKARTA, iNews.id - Ada beberapa daerah di Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan ukiran. Salah satu yang populer adalah Jepara.

Jika membahas Jepara, banyak orang akan langsung terpikirkan sosok R.A Kartini, mengingat wilayah yang terletak di pesisir utara dan termasuk dalam bagian provinsi Jawa Tengah ini merupakan tanah kelahiran dari sosok pahlawan wanita legendaris Indonesia itu.

Tempat Wisata Instagramable di Bogor untuk Liburan Akhir Pekan

Warisan budaya dan tradisi turun temurun ini juga punya sejarahnya tersendiri yang berasal dari sosok pengukir dan pelukis bernama Prabangkara yang hidup di zaman Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit.

Konon dahulu kala Prabangkara sang ahli lukis dan ukir itu dipanggil oleh Raja Brawijaya untuk melukis isterinya dalam keadaan tanpa busana sebagai wujud cinta sang raja. Sebagai pelukis, dia harus melukis melalui imajinasinya karena dia tentu tidak boleh melihat permaisuri dalam keadaan tanpa busana.

Prabangkara melakukan tugasnya dengan sempurna sampai kotoran seekor cicak jatuh mengenai lukisan itu, membuat lukisan permaisuri seakan mempunyai tahi lalat. Raja sangat puas dengan hasil karya Prabangkara namun begitu melihat ‘tahi lalat’ tersebut, maka marahlah sang raja dan menuduh Prabangkara melihat permaisuri tanpa busana, sebab lokasi tahi lalatnya persis dengan kenyataannya!

Prabangkara pun dihukum dengan diikat di layang-layang, diterbangkan, dan kemudian jatuh di Belakang Gunung yang kini bernama Mulyoharjo. Seniman ukir yang terasing itu kemudian hidup di sana dan mengajarkan ilmu ukir kepada warga Jepara di mana keahlian itu lestari hingga saat ini.

Mendunia Berkat Kartini

Sosok Raden Ajeng Kartini ternyata juga punya dampak besar dalam memajukan dan mengembangkan seni ukir Jepara. Dia melihat kehidupan para perajin ukir di tanah kelahirannya yang tidak beranjak dari kemiskinan, sesuatu hal ini sangat mengusik batinnya. Kartini kemudian memanggil beberapa perajin dari daerah Gunung Mulyoharjo tempat diwariskannya ilmu seni ukir dari Prabangkara untuk bersama-sama membuat ukiran seperti peti jahitan, meja kecil, figura, tempat perhiasan, dan barang cenderamata lain.

Hasil karya itu kemudian dijual oleh Raden Ajeng Kartini ke Semarang dan Batavia (sekarang Jakarta), sehingga akhirnya kualitas karya seni ukir dari Jepara ini mulai dikenal. Pesanan pun banyak berdatangan dan hasil produksi perajin seni ukir Jepara pun bertambah jenisnya.

Seluruh penjualan barang tersebut setelah dikurangi oleh biaya produksi, uangnya diserahkan secara utuh kepada para perajin dan dapat menaikkan taraf hidup mereka yang berkecimpung di bidang ini.

Sementara itu, Raden Ajeng Kartini terus berinisiatif memperkenalkan karya seni ukir Jepara. Dia mencoba untuk menembus pasar global dengan memberikan berbagai cenderamata kepada teman-temannya yang ada di luar negeri.

Kartini pun semakin gencar untuk mempromosikan kerajinan ukiran Jepara. Dia lantas menghubungi Oost en West (asosiasi kerajinan tangan) di Belanda. Kartini meminta mereka untuk membantu mempromosikan produk seni ukir Jepara. Bahkan, R. A Kartini juga mengirimkan hadiah ulang tahun kepada pemimpin tertinggi Negeri Kincir Angin itu yakni Ratu Wilhelmina.

Seluruh upaya Kartini berbuah manis. Permintaan kerajinan ukiran Jepara melonjak berkali-kali lipat dan berhasil dijual dengan harga tinggi. Hal itulah yang menjadi latar belakang keberhasilan Jepara menjadi daerah di Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan ukirannya yang mendunia.

JAKARTA, iNews.id - Ada beberapa daerah di Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan ukiran. Salah satu yang populer adalah Jepara.

Jika membahas Jepara, banyak orang akan langsung terpikirkan sosok R.A Kartini, mengingat wilayah yang terletak di pesisir utara dan termasuk dalam bagian provinsi Jawa Tengah ini merupakan tanah kelahiran dari sosok pahlawan wanita legendaris Indonesia itu.

Tempat Wisata Malam di Yogyakarta, Vibes-nya Beda dan Bikin Susah Move On

Mebel dan ukir Jepara memiliki sejarah yang cukup panjang karena kemampuan bertukang dan mengukir yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kebiasaan ini pun seakan terasah dan berkembang mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Bahkan, meski terjadi adaptasi yang lebih modern, dengan jiwa seni dan keterampilan yang dimiliki oleh para perajin tetap tertanam dengan kuatnya.

Lantas, seperti apa sejarah dari kota kerajinan ini. Berikut ulasannya dirangkum pada Rabu (8/6/2022).

Ki Dalang Rudi Gareng Rudianto

Ki Rudi Gareng atau Rudianto adalah seorang dalang wayang kulit yang berasal dari Kabupaten Blitar. Ia memimpin grup karawitan Cakra Budaya Indonesia, yang memiliki ciri khas salam metal Jawa.

Pria kelahiran tahun 1977 ini juga memiliki beberapa karya yang ia ciptakan sendiri. Beberapa lagu yang ia ciptakan seperti "DewoTresno RondoBanyuwangi" dan "Cokro Kembang".

Selama masa pandemi, Ki Rudi Gareng termasuk salah satu dalang yang mengadakan pertunjukan wayang kulit melalui video live streaming YouTube dengan judul "Wayang Gecul".

Itulah beberapa dalang wayang kulit terkemuka yang berasal dari Jawa Timur. Mereka telah memperkenalkan seni wayang kulit ke berbagai daerah, sehingga seni wayang kulit semakin dikenal dan diapresiasi masyarakat luas.

Artikel ini ditulis oleh Sofia Emanuella Wijaya, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Pertunjukan wayang kulit sedikit banyak tergantung dengan sang dalang. Ada banyak dalang wayang kulit terkenal di Jawa Timur, berikut beberapa di antaranya.

Wayang merupakan salah satu warisan budaya yang populer baik di dalam negeri maupun mancanegara. Wayang kian populer ketika para wali menyebarkan ajaran Islam dengan media seni pewayangan.

Seni pewayangan sudah ada jauh sebelum para wali datang ke Pulau Jawa. Umumnya, wayang menjadi pagelaran hiburan yang dipertunjukkan dalam suatu ritual, hajatan, maupun event budaya tertentu yang biasanya dikenal dengan sebutan nanggap wayang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jawa Barat terkenal akan wayang golek. Lalu di Jawa Tengah ada wayang kulit purwa, hingga ke wayang Jawa Timuran.

Seni wayang bergaya Jawa Timuran salah satunya ialah Pagelaran Wayang Kulit Jegdong. Dulu sering digelar di Mojokerto, Malang, Jombang, Surabaya, dan wilayah Jawa Timur lainnya.

Mengutip karya tulis berjudul Wayang Kulit Jawa Timuran Cengkok Trowulan: Asal-usul dan Peta Penyebarannya yang disusun Bambang Suyono, Jojo Winarko dan Darni, wayang Jawa Timuran terdiri dari cengkok Porong, Trowulan, Malang, Surabaya, Jombang, dan Lamongan. Masing-masing memiliki kekhasan.

Wayang Jawa Timuran juga memiliki kekhasan soal alat pengiring pementasan. Bentuk kendang Jawa Timuran lebih panjang dan lebih besar. Serta adanya iringan pementasan tarian Remo asal Jombang.

Dalam pertunjukan wayang ada dalang yang menggerakkan wayang dan menarasikan alur cerita pewayangan. Sehingga dapat menghibur sekaligus mengedukasi penonton dengan hikmah dari cerita-cerita pewayangan tersebut.

Dalang wayang kulit ternama kebanyakan berasal dari Jawa Tengah. Seperti Ki Manteb Soedharsono dan Ki Anom Suroto.

Namun ternyata, kesenian wayang di Jawa Timur juga melahirkan dalang-dalang wayang ternama yang dikenal luas hingga tingkat nasional. Berikut beberapa di antaranya.

Dalang Wayang Paling Terkenal di Indonesia

Diurutan pertama ada sosok Ki Nartosabdo yang merupakan salah satu dalang wayang paling terkenal di Indonesia. Ia merupakan putra dari Partinoyo, seorang perajin sarung keris asal Jawa Tengah. Perlu diketahui nama asli dalang tersebut adalah Soenarto.

Berikutnya ada Ki Anom Suroto yang merupakan dalang wayang kulit purwa. Ia merupakan pria kelahiran 11 agustus 1948 di Klaten, Jawa Tengah. Keahliannya memainkan wayang ternyata diwariskan oleh sang ayah yakni Ki Sadiyun Harjadarsana.

Bagi pecinta wayang golek pasti tak asing lagi dengan tokoh si Cepot. Perlu diketahui pembuat wayang golek tersebut adalah Asep Sunandar Sunarya, ia sangat populer di jagat wayang golek Indonesia. Tingkahnya yang lucu dan keahliannya dalam memainkan beberapa peran dalam wayang membuat banyak orang yang menyukai dalang tersebut.